Klarifikasi Soal Dikte ke Presiden, Megawati: Tanya Aja Sama Pak Jokowi

JAKARTA, INFONESIA24.COM – Isu yang selama ini beredar soal Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarno Putri, yang sering mendikte Presiden Joko Widodo (Jokowi) terbantahkan.

Hal ini terungkap, saat wawancara eksklusif Megawati dengan Rosi di stasiun TV Nasional Kompas TV, pada Kamis (8/2/2024). Dalam salah satu sesi percakapan, Rosi mengklarifikasi soal dikte terhadap Jokowi dan bakal terjadi pada Calon Presiden dan Wakil Presiden, Ganjar – Mahfud, nanti.

“Bu Mega kan sering menggunakan kata petugas partai. Itu sudah berulang kali dijelaskan sesungguhnya. Tapi sebenarnya Bu Mega, kalau Pak Ganjar sudah menjadi presiden dan Prof Mahfud jadi Wakil Presiden, orang – orang langsung bertanya – tanya dan mencemaskan, nanti malah ini akan dibawa bayang – bayang Megawati,” tanya Rosi.

“Saya pun petugas partai, karena saya dijadikan dalam kongres partai, diberi tugas kamu sebagai Ketua Umum harus memenangkan, anggota harus diperbanyak,” jawab Megawati.

“Jadi bagaimana kalau tanggapan orang, ketakutan kalau pilih Pak Ganjar pasti akan didikte oleh Bu Mega. Bagaimana kalau sebagai seorang Ketum PDIP memandang calon Presiden dari kader PDIP yang sudah dipilih rakyat,” tanya Rosi lagi.

“Nanti tanya aja dah sama Pak Jokowi, apakah saya dikte? Saya hanya berikan usul saran, boleh dong. Masa saya punya pengalaman gak boleh diberikan. Keputusannya disitu loh. Apa nda boleh sih, kalau umpamanya saya tahu itu membahayakan, saya akan bilang ndak boleh,” balas Megawati.

“Itu sebenarnya sudah menjadi komitmen Ibu Mega yah, kalau kader terbaiknya atau disebut petugas partai yang sudah menjadi presiden, Bu Mega gak akan cawe – cawe,” simpul Rosi.

“Begini loh. Pengertian cawe – cawe itu sebetulnya apa toh. Kan begitu. Kalau saya ketemu, seumpamanya saya tanya persoalan natuna itu gimana sih, apa gak boleh yah,” tanya Mega.

“Terus harus ngapain, diem. Karena gini, waktu di Raker lalu tagline kami itu jelas, fakir miskin harus diurus oleh Negara. Terus, nanti saya gak boleh ngomong, kalau insyaallah Pak Ganjar jadi. Gimana ni caranya, dengan konsekuen kita jalankan hal ini,” jelasnya lagi.

“Justru ibu itu ingin mengingatkan Pak Ganjar kalau sudah jadi presiden, kalau ada komitmen PDIP dalam janji kampanye,” dipertegas Rosi.

“Ohh iya dan itu bukan kita, tapi undang – undang dasar loh, yang mengatakan begitu. Pertanyaannya, terus saya gak boleh ngomongin bantuin,” ucap Mega.

“Memberikan masukan, memberikan pandangan, selebihnya presiden yang memutuskan,” tegas Rosi lagi atas pernyataan Megawati.

“Saya ini orangnya tau aturan loh, dari itulah maka hidup saya mungkin bisa sampai hari ini,” kunci putri Presiden RI Pertama Soekarno. (*/jim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *